Sabtu, 09 November 2013

SBS Pindad
 
Tank ACV SW turret BMP 3 , FNSS Turki
Tank ACV SW turret BMP 3 , FNSS Turki
Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank yang diikat dalam nota kesepahaman yang ditandatangani di Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei 2013.
Salah satu poin yang tertuang dalam MoU itu, pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam, 29 Oktober 2013, di Jakarta dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.
Zekeriya Akçam berharap prototipe tank selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” ujar Akçam.
Pembuatan tank ini rencananya melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang telah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.
LAWC-T Kaplan: Light Armored Weapon Carrier Concept – Tracked (armyrecognition.com)
LAWC-T Kaplan Turki (armyrecognition.com)
Investasi Turki
Dubes Akçam juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia yang bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci.
“Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Akçam. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.
Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.
namun menurut Akçam, perusahaan Turki lebih banyak yang lebih memilih melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia.
Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012 dengan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar.(VIVA.co.id)
 

Russian Knights : I Saw An Angel In the Sky (Intermeso)


The “Russian Knights” (Russikiye Vityazi) are the Russian Air Force aerobatic display team flying Sukhoi SU-27 and Su-27UB fighters. The team normally uses four SU-27 fighters for their demonstrations but this is not always the case. The “Russian Knights” aircraft do not use smoke generators.
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
rus-3
rus6
rus41
rus50
rus60
rus61
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
rus43
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
Sukhoi
angelsky001-15
angelsky001-16
I Saw An Angel In the Sky!
I Saw An Angel In the Sky!
I Saw An Angel In the Sky!
I Saw An Angel In the Sky!
angelsky001-14
angelsky001-18
I Saw An Angel In the Sky!
I Saw An Angel In the Sky!
Sukhoi
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
Sukhoi
rus45

rus-4
rus40
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
rus17
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The Russian Knights (Photo/ Ministry of Defence of the Russian Federation)
The pilots and ground crew on the team are variable but don’t usually have to practice extensively like other aerobatic teams to change their members for some period. All team members are drawn from the 237th Guards Proskurov Aircraft Demonstration Center based in Kubinka Air Base, near Moscow. The pilots permanent duty is fighter training and they routinely perform formation training only days before an airshow. Unfortunately, the team’s public appearances are very rare.
 
Kapal Selam KSS 500A yang sedang dibangun Korea Selatan untuk operasi garis pantai hingga kedalaman 350 m
Kapal Selam KSS 500A yang sedang dibangun Korea Selatan untuk operasi garis pantai hingga kedalaman 350 m
Indonesia dan Korea Selatan bekerja sama untuk membangun tiga kapal selam. Untuk keperluan itu Indonesia akan mengirim 208 orang dari PT PAL untuk mendapatkan pendidikan di Korea Selatan. Dari ketiga kapal selam tersebut, rencananya ada satu kapal yang akan dibangun di Indonesia. Tetapi, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menekankan, PT PAL harus siap sebelum melakukan pembangunan tersebut.
“Kebutuhan kapal selam dan korvet (kapal perusak rusak), akan dibangun di Indonesia. Diperlukan kesiapan PT PAL berdasarkan undang-undang,” ujar menteri Pertahanan saat jumpa pers usai sidang ke-10 Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Rabu (6/11).
Kapal Selam Changbogo Korea Selatan (Photo:  MC2 Benjamin Stevens/United States Navy)
Kapal Selam Changbogo Korea Selatan (Photo: MC2 Benjamin Stevens/United States Navy)
Pembuatan kapal selam yang diserahkan kepada PT PAL, juga terhubung dengan BUMN agar mengetahui mengenai pembangunan ini. “Kapal kombatan harus terintegrasi dengan BUMN. Kebutuhannya berapa ? Apa yang dibutuhkan?” jelasnya.
Mengenai pembangunan kapal selam ini, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyetujui ide yang disampaikan Kementerian Pertahanan. Menurutnya, konsep yang dijabarkan jelas karena memaksimalkan industri Indonesia.
“Menhan konsepnya jelas, semaksimal mungkin industri di dalam negeri,” ungkapnya di lokasi yang sama.
Rencananya Dahlan akan meminjamkan uang dari bank BUMN sambil menunggu dana dari APBN. Hal ini dilakukan agar proyek pembangunan kapal selam ini segera berjalan.
Dahlan bahkan menyebut pembangunan kapal selam ini penting. Sebab, Indonesia dikelilingi laut dan mudah dilalui kapal-kapal asing.
“Prinsipnya kapal selam ini penting. Karena dua per tiga negara kita adalah laut. Karena itu, hal ini bisa dilalui kapal di atas, di dalam dan udara. Perlu untuk kita jaga pintu masuk dan pintu keluarnya,” jelasnya. (Merdeka.com).
 
Frigate Sigma 10513 Tarek ben Ziyad, Maroko (photo: damen.com)
Frigate Sigma 10513 Tarek ben Ziyad, Maroko (photo: damen.com)
Jakarta – Direktur Utama PT PAL Firmansyah Arifin optimistis perusahaan di bawah pimpinannya mampu membuat kapal perang sendiri. PT PAL akan berkerja sama dengan pabrikan Belanda, Damen Schelde Naval Shipyard, untuk membuat dua kapal perang perusak kawal rudal atau light fregate yang dipesan pemerintah Indonesia dari Belanda, Kamis, 7 November 2013.
Dalam kesepakatan jual beli itu tercantum Indonesia akan disertakan dalam pembangunan kapal. Dengan demikian, PT PAL bisa mengetahui dapur pembuatan kapal perang Belanda. “Kami menunggu alih teknologi dari Belanda,” kata Firmansyah.
Frigate Sigma 10513 Sultan Moulay Ismail, Maroko (photo: damen.com)
Frigate Sigma 10513 Sultan Moulay Ismail, Maroko (photo: damen.com)
Firmansyah berharap, usai kerja sama pembangunan dua kapal perang itu, PT PAL akan mampu membuat kapal perang secara mandiri. Dengan kata lain, pemerintah Indonesia nanti tidak perlu lagi beli kapal perang dari luar negeri.
Pembuatan kapal perang berbeda ketimbang kapal biasa. Kapal perang membutuhkan spesifikasi yang lebih tinggi, punya kemampuan manuver dan kecepatan yang lebih kuat. Selain itu, harus mampu bersembunyi dari radar musuh. “Semua serba canggih sehingga ini menarik untuk kami pelajari.”
PKR Sigma 10514 Model (photo:alutsista)
PKR Sigma 10514 Model (photo:alutsista)
Kementerian Pertahanan sebelumnya mengumumkan pemesanan dua unit kapal perang jenis perusak kawal rudal dari Belanda. Kedua kapal yang dibangun di galangan Damen Schelde Naval Shipyard ini berharga US$ 220 juta per unit. Proses pembuatan memakan waktu 49 bulan. Rencananya kedua kapal perang baru TNI Angkatan Laut itu akan selesai awal tahun 2017.



null
 ( TEMPO.CO)

Rabu, 24 Juli 2013

squadron uav indonesia

Jul 192013
 
UAV Heron TP, 28 Agustus  2012 (photo: IAI)
UAV Heron TP, 28 Agustus 2012 (photo: IAI)
Terjawab sudah, pesawat tanpa awak / UAV jenis apa  yang menjaga perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan, termasuk patroli  hingga ke Kepulauan Natuna. Komandan Lanud Supadio, Pontianak, Kolonel Penerbang  Novyan Samyoga mengatakan, dalam waktu dekat 12 unit pesawat tanpa awak akan dioperasikan untuk mengawasi perbatasan Kalimantan.
“Pangkalan Udara Supadio Pontianak akan mengoperasikan pesawat tanpa awak dalam mengawasi wilayah perbatasan udara Indonesia-Malaysia.  Pesawat tanpa awak itu mengawasi seluruh wilayah perbatasan,” kata Novyan di Sungai Raya, Jumat (19/7).
Rencananya pesawat tanpa awak itu beroperasi pada awal tahun 2014. UAV ini sangat dibutuhkan karena pengawasan menggunakan tenaga manusia, dibutuhkan ribuan orang. Bahkan jika menggunakan pesawat biasa, tetap memiliki keterbatasan dari sisi bahan bakar, sehingga pengawasan  perbatasan tidak maksimal.
UAV Heron 1, 13 Agustus 2003 (photo: SSGT REYNALDO RAMON, USAF)
UAV Heron 1, 13 Agustus 2003 (photo: SSGT REYNALDO RAMON, USAF)
“Dengan menggunakan pesawat tanpa awak, bisa mutar-mutar, ambil foto dan video, lalu pesawat kembali ke Lanud Supadio,” ujar Komandan Lanud Supadio, Kolonel Penerbang  Novyan Samyoga.  Menurut Dan Lanud Supadio, pesawat tanpa awak yang digunakan ada dua jenis, Wulung buatan lokal dan Heron buatan luar negeri.
“Kami sengaja menggabungkankannya, karena pesawat tanpa awak buatan Indonesia baru dibuat, sementara buatan luar negeri sudah maju dalam hal teknologi. Nantinya UAV Indonesia bisa meniru UAV luar negeri sehingga ke depan pesawat lokal kita semakin bagus,” ujar Dan Lanud.
Pesawat tanpa awak jenis wulung akan dioperasikan sebanyak delapan unit, sedangkan jenis Heron  empat unit.  Semua pesawat berkumpul di Lanud Supadio Pontianak dan dikontrol dari Lanud Supadio.
Perbandingan UAV Searcher dan Heron Singapura (Photo: RSAF)
Perbandingan UAV Searcher dan Heron Singapura (Photo: RSAF)
UAV Heron Australia saat operasi di Afghanistan (Photo: Australian Defence Force)
UAV Heron Australia saat operasi di Afghanistan (Photo: Australian Defence Force)
Selama ini kita masih ragu ragu tentang UAV  jenis apa yang akan datang di tahun 2013/204. Jika yang datang UAV Searcher MK II, maka bisa dikatakan agak ketinggalan jaman, karena UAV ini telah lama digunakan  Singapura dan kini diganti dengan jenis Heron. Keraguan itu terjawab sudah.
Dengan adanya  UAV Heron di TNI AU, kemampuan intelligen udara dari Indonesia akan lebih powerfull. Uav Heron mampu terbang selama 50 jam dengan ketinggian 10 km dan menghasilkan gambar yang full clour. UAV ini terbang dengan kecepatan maksimal 200 km/jam dengan jarak tempuh sekitar 400 km. UAV Heron bisa diprogram untuk terbang secara otomatis dari take off hingga landing  atau manual, atau kombinasi dari keduanya. Heron dapat secara otomatis kembali dan mendarat ke pangkalan, jika mengalami putus komunikasi dengan station kendali di darat. UAV ini memiliki kemampuan take off secara full otomatis dan bisa terbang di segala cuaca. Selain dapat mengusung berbagai jenis sensor UAV ini dapat digunakan sebagai pemandu/ penjejak target serangan artileri atau roket. Sensor berkomunikasi dengan stasion pengendali darat secara real time, baik menggunakan direct  line of  data link atau melalui relay satelit. (JKGR).